Created by ROSIC DEWI
“Sahabat
ialah dia seseorang yang senantiasa mendengarkan nyanyian hati mu dan dia akan menyanyikannya lagi tatkala
kau sedang lupa dan dia akan terus menynyikam lagi ketikau sedang jauh.”
Nama ku Ema, umurku 18 thn. Aku punya
sahabat, namanya Rara, dia seumuran dengan ku. sejak lahir Rara telah di vonis
oleh dokter mengidap kangker otak dan kangker darah. Umurnya tak kan panjang
lagi. Dulu dia sudah hampir meninggal tapi atas kuasa Tuhan Yang Agung dia pun
selamat dari kangker ganas itu, tapi ke-2 kangker itu masih tetap merajalela di
dalam tubuhnya. Riri telah lebih dulu meninggalkan Rara sejak umurnya baru 5
thn, kata Tante Dian jantung Riri terlalu lemah. Aku sangat-sangat prihatin
terhadap takdir keluarga mereka. Tapi apa daya diriku, aku hanya dapat membatu
dengan doa dan semangat.
Aku adalah sahabat yang paling jahat sedunia. Aku tega meninggalkan
Rara di saat dia sedang berusaha melawan rasa sakitnya. Memang benar kata
pepatah “ Penyesalan
memang datang belakangan “. Hanya sebuah kata maaf yang tak terbalas yang ada
di dalam lubuk hatiku”. Berawal semenjak datangnya Wahyu dalam hatiku. Semua
waktuku, ku berikan pada Wahyu, tak pernah sedikitpun aku meluangkan waktu ku
untuk Rara Sahabatku tercinta. Aku tau Rara sangat mencintai wahyu tapi Whyu mencintai aku. Ego ku
mulai merasuki jiwa dan hati kecilku. Aku pacaran sama Wahyu dan melupakan
Rara. Aku tau kalau sejak duduk di bangku SMP Rara sudah menyukai Wahyu hanya
saja whyu menyukai aku dan akupun
menyukai wahyu. 18 thn Bersahabat ternyata tak merubah ego ku untuk membuat
Rara bahagia di saat detik- detik kematiannya.
Dulu persabatan ku begitu indah bersamanya.
Suka dan duka kita lalui bersama. Aku menyayanginya seperti aku menyayangi Adik
ku sendiri. Pada tanggal . 21 Desember , Di hari ulang tahunku itu, dia memberi
ku ucapan selamat tepat jam 01.00 dini hari dan dia adalah orang pertama yang
membariku ucapan selamat tapi aku gak membala ucapan selamat darinya karena aku
merasa benci dengannya yang telah menaruh rasa suka pada pacarku Wahyu.
Besoknya dia mengjakku pergi tapi dengan sombongnya aku menolak dengan alasan
aku akan pergi dengan Wahyu. Dia hanya membalas dengan senyuman manisnya. Dia
sama sekali gak marah saat tau aku pacaran dengan orang tekasihnya. Keesokan
harinya ku temui dia di kelas menyendiri dengan sebuah buku diary yang pernah
ku berikan untuknya 5 thn yang lalu. Aku heran mengapa dia masih menyimpannya
dan masih sangat rapi di tangannya. Sambil memegang fto kecil kami. Di dalam foto
itu ada aku, Riri dan Rara. Dengan beruraian air mata dia memandangi foto kami
sambil berkata “ Riri, Ema aku menyayangi kalian walau kamu telah pergi Ri dan
Ema telah melupakan aku. Aku berjanji akan selamanya mnyyangi kalian walau aku
akan mengorbankan kebahgiaanku untuk kalian”. Mendengar kata itu air mataku
menetes. Ku usap lalu ku menghampiri Rara.
“ Ra,, Gue mau
ucapin makasi atas ucapan selamat kamu!!!!!!!!”
“ Ema?????”
jawabnya sambil memelukku
“ eH.. ra,
lepasin gue kesakitan tau” jawabku
kasar
“ maaf mA, aku
kangen banget sama kamu!!”
“ loe boleh
kangen ma gue tapi jangan kayak gini donk??” ucapku sambil mendoronnya
“ aduh Ma,,,,,
kamu koq gtu???
“ emang knapa,
ga boleh, itu kan hak gue.”
“ma, aku punya
hadiah buat kamu, sory aku baru kasi sekarang karena kemarin kamu katanya jalan
sama Wahyu, dan maaf juga hadiah ini memang tidak seberapa buat kamu tapi
jangan liat dari materinya tapi lihatlah dari keiklasannyaa”
“hadiah apaan
nich??? Jelek bangetz???? Tapi makasi ajah mungkin hadiah ini akan berakhir di
tempat sampah”jawabku amat sangat sombong
“ aku tau kmu
marah sama aku gara-gara aku suka sama Wahyu kan?????
Aku bersumpah ma, demi kebagian kamu,
aku sudah merelakan dia. Aku sudah tak punya perasaan apa-apa lagi, maafin aku
ma.”
Rara kembali memelukku. Aku langsung mendorngnya dan
meninggalkannya.
Sebulan telah berlalu, aku tak pernah berhungan
lagi dengan Rara karena aku trlalu sibuk dengan Wahyu. Pada bulan Desember itu
adalah hari ulang tahun Rara dan Riri. Dulu setiap tanggal 05 Januari aku dan
Rara selalu pergi ke makam Riri. Suatu hari aku bertengkar hebat dengan Wahyu
karena Wahyu gak sempat mengantarku shoping ke MOL. Alasannya karena ada
saudaranya yang di rawat di rumah sakit. Aku tak percaya aku mita agar aku di
ajak menengok tapi Wahyu menolak karena dia kesana bersama keluarga besarnya
saja. Aku ngambek dan dia pun mencoba meenenangkanku dengan memberi penjelasan.
Aku pun percaya padanya. Aku langsung memeluk Wahyu sambil duduk di dean kelas
XIb IPa. Tiba- tiba datang Metta dengan raut wajah yang amat sangat
marah dan penuh dengan kebencian.
“ eh EmA….,
sahabat macam apa loe??? Loe bilang dulu, loe akan menemani Rara disaat apapun
tapi inikah bukti janji loe???” kata Metta sambil melepaskan pelukanku dari
Wahyu
“ ehh.. apa-apan
loe nie???, apa maksuk kata- kata loe tadi???”
“ loe enak-
enak’an pacaran disini sama Wahyu sedangkan Rara lagi Koma dan berjuang dari
panyakitnya, setiap menit, detik dia selalu manggil nama loe ma. Dimana hati
loe???? Gue gak mau ikut campur dalam masalah ini tapi gue kasian sama Rara, 18
thun loe sahabatan tapi ini balasan loe buat Rara. Dia rela ngorbanin
perasaanya buat kebahagiaan loe!!!” critanya panjang lebar sambil menetekan air
mata dan Wahyu pun juga ikut-ikutan menangis’
“ ga..gak
mungkin. Jadi slama ini Wahyu pacaran cuma boonk, ini semua karna permintaan
Rara???”
Wahyu dan
Metta hanya diam penuh penyesalan.
“ ayo jawab Ta,
wahyu… loe harus jawab, cepet!!!!”
“ iya Ma,,, slma
ini gue cuma pura-pura, ini semua emang permintaan Rara, dia terlalu sayang
sama loe, dia tau sebelum dia suka sama gue, loe udh lebih dulu suka sama gue.
Maka dari itu dia memohon sama gue untuk mencoba mencintai loe demi cinta gue
buat Rara. Gue udah coba buat ngelupaen cinta gue sama rara dan menbuka
lembaran baru untuk loe tapi gue bener- bener gak bisa”
“ Jadi semua ini
cuma sandiwara???’
“ iya ma, gue, Wahyu
n Rara minta maaf tapi sumpah, ini demi kebahagiaan loe. Rara gak mau liat loe
sakit karena dia. Dan dia nitip surat sama loe 3 hari yang lalu waktu dia baru
masuk rumah sakit, aku gak sempet ngasi karena gue nemenin dia di rumah sakit”
Aku langsung baca surat itu.
To: Sahabat ku Tercinta
Hai Ma, aku cuma
bisa minta maaf yang sebesar- besarnya, mungkin sekarang kamu udah tau yang
sebenarnya. Aku tau ini memang berat, tapi inilah takdir tuhan. Kita hanya
dapat mensyukuri semua ini. kangker ku sudah memasuki stadum akhir. Apapun
pengobatan yang aku jalani tak akan bisa menyembuhkan penyakitku ini. Aku sudah
gak kuat lagi Ma. Ini adalah permintaanku. Jikalau aku sudah tiada, tolong
peluklah jasad ku dengan penuh keiklasan dan kasih sayang mu seperti dulu lagi.
Dan berikanlah aku merasakan satu pelukan hangat dari Wahyu. Dan tolong kamu rawat bunda ku seperti kamu
merawat bunda mu sendiri. Sayangi dan beri kehangatan kasih sayang seorang anak
untuknya. Jadikanlah dia sebagai bunda kandungmu dan tinggallah bersamanya.
Jikalau kamu sudah cukup umur untuk menikah, menikahlah dengan Wahyu, ku mohon
itu. Dan jadilah istri yang memetuhi semua kata suaminya. Saat aku sudah tiada,
yakinlah bahwa aku telah bahagia dengan Riri di surga. Dan kurkanlah jasad ku
tepat di mana Riri di makamkan.kabulkanlah permintaan terakhirku ini Ma agar
aku teng bersama Riri di atas sana. Jangan pernah kau lupakan 18 thn
persahabatan kita. Aku sayang kalian. Aku dan Riri selalu ada di samping orang-
orang terkasihku.
Sahabat mu
Rara Pradewi
“dimana Rara dirawat, cepat antar aku kesana!!
Kami langsung ke rumah sakit dimana rara di rawat.Sesampainya di sana,
aku pun melihat kondisi rara yang sangat memprihatinkan. Ku peluk dia,Ku lihat
dia mengis dan tersenyum dalam tidurnya dan kembali berkata.
“ Aku masih sahabatmu dan kamu adalah sahabat terbaikku, ku mohon
tolong kabulkan semua keinginan terakhirku Ema”
“ Wahyu,,, makasi kamu
udah ngabulin permintaan aku, tapi aku mohon. Aku udah gak kuat lagi, aku gak
akan bisa jadi pendamping hidup kamu, tuhan udah rindu aku. dan jika aku telah
di surga, aku mohon kalian menikah di saat umur kalian mencapai 25 tahun dan
kalian harus menikah di tanggal 05 januari, agar kalian selalu mengingat aku
dan saudara kembarku. Pecayalah aku akan behagia tak kala kau menikah dengan
Ema. Anggaplah dia sebagai penggantiku dan jaglah dia seperti kamu menjagaku.
Jangan antar kepergianku dengan tangan tangisan tapi antarlah dengan rasa cinta
di hati kalian semua Aku mencintai Mu Wahyu. Selamat tinggal.” Kata terakhirnya
untuk wahyu sambil memegangakan tangan wahyu dengan tangan ku.
“ Tiidaaaakkk………… Rara kamu gak boleh tinggalin aku, kamu harus
ingat semua rencana pernikahan kita nanti. Rara kamu harus kuat,,, rara bangun!!!!!!!!...” teriah
Wahyu. Sambil memeluk Rara erat.
“ Wahyu,,,, aku tau kamu sedih, aku tau kamu terluka, bukan cuma
kamu tapi kiata semua, kamu harus
bisa menerima semua itu. Ingat kata-katanya, jangan antar kepergiannya
dengan Tangisan tapi antarlah dengan Cinta.” Ucap metta menenangkan Wahyu.
“ini semua salah aku, kenapa aku mau menuruti kata-ktanya kalau
sekarang dia harus pergi tanpa mengenal bahagia sedikitpun.” Kata wahyu
“ ga. Yakinlah dia sudah bahagia. Yu”
Aku hanya bisa tersipu sendiri, menangisi kepergian Sahabatku.
Dia telah pergi. Sahabat yang slama ini telah aku sia-siakan. Aku
menyesal. Aku buta karena cinta. Ingin rasanya ku memutar waktu, tapi apa daya
diriku. Dia tidak akan kembali lagi, dia telah meninggalkan aku untuk
selama-lamanya.
Ku lihat sekelilingku. Metta tak kuasa menahan tangisannya padahal
dia adalah sosok wanita yang amat sangat kuat tapi sekarang dia menangis,
begitu pula dengan Wahyu di juga tak kuasa menahan kepergian seseorang yang
sesungguhnya dia cintai. Ibunda Rara pingsan.Aku hanya bisa menyesali semua
ini. ku peluk Rara penuh kehangatan Sahabat. Ternyat selama ini jiwa ku telah
kuasai oleh sifat egois dan iri hati pada sahabat ku sendiri. Dan sekarang,
tepat tanggal 05 januari dia telah pergi. Satu persatu sahabat ku telah pergi.
Rasanya aku tak kuasa untuk hidup lagi, tapi demi wasiat Rara, aku berjanji
untuk melaksanakannya. Tenyata kegundahan hati ku slama ini karena aku telah
meninggalkan Rara, memang benar, sahabat tak kan bisa tergantikan oleh apapun
tak terkecuali oleh nyawa sekalipun!!!!!!!!!!!!!!!!!.
……..
Hari
ini adalah hari pemakaman Rara sesuai permintaanya, dia di makamkan tepat di
samping peristirahatan terakhir Riri. Ketika semua telah pulang hanya aku dan
Wahyu yang masih di sana menemani Rara.
“Ema,,, ayo kita pulang, udah sore.!!!!!!!”ajak wahyu
“ ga, aku masih mau nemenin Rara di sini.” Jawab ku lesu
“ tapi kamu harus pulang” . kata wahyu sambil memopong ku.
Dan ketika hendak pulang ku menoleh ke atas, tarnyata ada Rara dab
Riri yang sedang melambaikan tangan sambil tersenyum bahagia ke arahku.
………
7
tahun kemudian aku dan Wahyu menikah kami di karuniai 2 orang anak putri yang
sehat-sehat. Ke dua wajah mereka sangat mirip dengan si Kembar sahabatku Rara
dan Riri jadi aku dan Wahyu memberi nama ke dua putri kami rara dan riri. Kami berharap anak kami
kelak akan seperti Sahabatku yang mempunyai hati bening sebening salju. Dan
setiap tanggal 05 januari, aku dan keluargaku selalu pergi melayat ke makam
sahabat kecilku. Dan anehnya setiap kali melayat anak-anak ku selalu melihat 2
orang gadis kembar yang sangat cantik dan anggun sedang melambaikn tangan
mereka ke arah ku dan Wahyu. Sekarang aku sudah sangat bahagia dengan
Keluargaku. Tante dian telah aku angkat sebagai ibu kandungku. Akhirnya semua
berakhir bahagia. Sekarang aku telah ajarkan pada ke dua putri ku bahwa sahabat
lebih berharga dari pada cinta. Persahabatan itu kekal abadi tapi cinta belum
tentu kekal sekekal persahabatan. Tak akan ada dan tak akan pernah ada
pengganti kasih sayang serta kesetiaan seorang sahabat tak tekecuali oleh
nyawa. Jadi jika kita memiliki seorang sahabat, janganlah pernah kita sia-siakan
dia. Karena hanya dia yang mengerti kita selain ibu dan Tuhan.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar