Kamis, 22 Agustus 2013

Cerpen Cinta "SAAT DIA PERGI"


Created by ROSIC DEWI


“Sahabat ialah dia seseorang yang senantiasa mendengarkan  nyanyian hati mu dan dia akan menyanyikannya lagi tatkala kau sedang lupa dan dia akan terus menynyikam lagi ketikau sedang jauh.

Nama ku Ema, umurku 18 thn. Aku punya sahabat, namanya Rara, dia seumuran dengan ku. sejak lahir Rara telah di vonis oleh dokter mengidap kangker otak dan kangker darah. Umurnya tak kan panjang lagi. Dulu dia sudah hampir meninggal tapi atas kuasa Tuhan Yang Agung dia pun selamat dari kangker ganas itu, tapi ke-2 kangker itu masih tetap merajalela di dalam tubuhnya. Riri telah lebih dulu meninggalkan Rara sejak umurnya baru 5 thn, kata Tante Dian jantung Riri terlalu lemah. Aku sangat-sangat prihatin terhadap takdir keluarga mereka. Tapi apa daya diriku, aku hanya dapat membatu dengan doa dan semangat.
Aku adalah sahabat yang paling jahat sedunia. Aku tega meninggalkan Rara di saat dia sedang berusaha melawan rasa sakitnya. Memang benar kata pepatah    “ Penyesalan memang datang belakangan “. Hanya sebuah kata maaf yang tak terbalas yang ada di dalam lubuk hatiku”. Berawal semenjak datangnya Wahyu dalam hatiku. Semua waktuku, ku berikan pada Wahyu, tak pernah sedikitpun aku meluangkan waktu ku untuk Rara Sahabatku tercinta. Aku tau  Rara sangat mencintai wahyu tapi Whyu mencintai aku. Ego ku mulai merasuki jiwa dan hati kecilku. Aku pacaran sama Wahyu dan melupakan Rara. Aku tau kalau sejak duduk di bangku SMP Rara sudah menyukai Wahyu hanya saja  whyu menyukai aku dan akupun menyukai wahyu. 18 thn Bersahabat ternyata tak merubah ego ku untuk membuat Rara bahagia di saat detik- detik kematiannya.
Dulu persabatan ku begitu indah bersamanya. Suka dan duka kita lalui bersama. Aku menyayanginya seperti aku menyayangi Adik ku sendiri. Pada tanggal . 21 Desember , Di hari ulang tahunku itu, dia memberi ku ucapan selamat tepat jam 01.00 dini hari dan dia adalah orang pertama yang membariku ucapan selamat tapi aku gak membala ucapan selamat darinya karena aku merasa benci dengannya yang telah menaruh rasa suka pada pacarku Wahyu. Besoknya dia mengjakku pergi tapi dengan sombongnya aku menolak dengan alasan aku akan pergi dengan Wahyu. Dia hanya membalas dengan senyuman manisnya. Dia sama sekali gak marah saat tau aku pacaran dengan orang tekasihnya. Keesokan harinya ku temui dia di kelas menyendiri dengan sebuah buku diary yang pernah ku berikan untuknya 5 thn yang lalu. Aku heran mengapa dia masih menyimpannya dan masih sangat rapi di tangannya. Sambil memegang fto kecil kami. Di dalam foto itu ada aku, Riri dan Rara. Dengan beruraian air mata dia memandangi foto kami sambil berkata “ Riri, Ema aku menyayangi kalian walau kamu telah pergi Ri dan Ema telah melupakan aku. Aku berjanji akan selamanya mnyyangi kalian walau aku akan mengorbankan kebahgiaanku untuk kalian”. Mendengar kata itu air mataku menetes. Ku usap lalu ku menghampiri Rara.
“ Ra,, Gue mau ucapin makasi atas ucapan selamat kamu!!!!!!!!”
“ Ema?????” jawabnya sambil memelukku
“ eH.. ra, lepasin  gue kesakitan tau” jawabku kasar
“ maaf mA, aku kangen banget sama kamu!!”
“ loe boleh kangen ma gue tapi jangan kayak gini donk??” ucapku sambil mendoronnya
“ aduh Ma,,,,, kamu koq gtu???
“ emang knapa, ga boleh, itu kan hak gue.”
“ma, aku punya hadiah buat kamu, sory aku baru kasi sekarang karena kemarin kamu katanya jalan sama Wahyu, dan maaf juga hadiah ini memang tidak seberapa buat kamu tapi jangan liat dari materinya tapi lihatlah dari keiklasannyaa”
“hadiah apaan nich??? Jelek bangetz???? Tapi makasi ajah mungkin hadiah ini akan berakhir di tempat sampah”jawabku amat sangat sombong
“ aku tau kmu marah sama aku gara-gara aku suka sama Wahyu kan?????
 Aku bersumpah ma, demi kebagian kamu, aku sudah merelakan dia. Aku sudah tak punya perasaan apa-apa lagi, maafin aku ma.”
Rara kembali memelukku. Aku langsung mendorngnya dan meninggalkannya.
Sebulan telah berlalu, aku tak pernah berhungan lagi dengan Rara karena aku trlalu sibuk dengan Wahyu. Pada bulan Desember itu adalah hari ulang tahun Rara dan Riri. Dulu setiap tanggal 05 Januari aku dan Rara selalu pergi ke makam Riri. Suatu hari aku bertengkar hebat dengan Wahyu karena Wahyu gak sempat mengantarku shoping ke MOL. Alasannya karena ada saudaranya yang di rawat di rumah sakit. Aku tak percaya aku mita agar aku di ajak menengok tapi Wahyu menolak karena dia kesana bersama keluarga besarnya saja. Aku ngambek dan dia pun mencoba meenenangkanku dengan memberi penjelasan. Aku pun percaya padanya. Aku langsung memeluk Wahyu sambil duduk di dean kelas XIb IPa. Tiba- tiba datang Metta dengan raut wajah yang amat sangat marah dan penuh dengan kebencian.
“ eh EmA…., sahabat macam apa loe??? Loe bilang dulu, loe akan menemani Rara disaat apapun tapi inikah bukti janji loe???” kata Metta sambil melepaskan pelukanku dari Wahyu
“ ehh.. apa-apan loe nie???, apa maksuk kata- kata loe tadi???”
“ loe enak- enak’an pacaran disini sama Wahyu sedangkan Rara lagi Koma dan berjuang dari panyakitnya, setiap menit, detik dia selalu manggil nama loe ma. Dimana hati loe???? Gue gak mau ikut campur dalam masalah ini tapi gue kasian sama Rara, 18 thun loe sahabatan tapi ini balasan loe buat Rara. Dia rela ngorbanin perasaanya buat kebahagiaan loe!!!” critanya panjang lebar sambil menetekan air mata dan Wahyu pun juga ikut-ikutan menangis’
“ ga..gak mungkin. Jadi slama ini Wahyu pacaran cuma boonk, ini semua karna permintaan Rara???”
 Wahyu dan Metta hanya diam penuh penyesalan.
“ ayo jawab Ta, wahyu… loe harus jawab, cepet!!!!”
“ iya Ma,,, slma ini gue cuma pura-pura, ini semua emang permintaan Rara, dia terlalu sayang sama loe, dia tau sebelum dia suka sama gue, loe udh lebih dulu suka sama gue. Maka dari itu dia memohon sama gue untuk mencoba mencintai loe demi cinta gue buat Rara. Gue udah coba buat ngelupaen cinta gue sama rara dan menbuka lembaran baru untuk loe tapi gue bener- bener gak bisa”
“ Jadi semua ini cuma sandiwara???’
“ iya ma, gue, Wahyu n Rara minta maaf tapi sumpah, ini demi kebahagiaan loe. Rara gak mau liat loe sakit karena dia. Dan dia nitip surat sama loe 3 hari yang lalu waktu dia baru masuk rumah sakit, aku gak sempet ngasi karena gue nemenin dia di rumah sakit”
Aku langsung baca surat itu.

To: Sahabat ku Tercinta
Hai Ma, aku cuma bisa minta maaf yang sebesar- besarnya, mungkin sekarang kamu udah tau yang sebenarnya. Aku tau ini memang berat, tapi inilah takdir tuhan. Kita hanya dapat mensyukuri semua ini. kangker ku sudah memasuki stadum akhir. Apapun pengobatan yang aku jalani tak akan bisa menyembuhkan penyakitku ini. Aku sudah gak kuat lagi Ma. Ini adalah permintaanku. Jikalau aku sudah tiada, tolong peluklah jasad ku dengan penuh keiklasan dan kasih sayang mu seperti dulu lagi. Dan berikanlah aku merasakan satu pelukan hangat dari Wahyu. Dan tolong kamu rawat bunda ku seperti kamu merawat bunda mu sendiri. Sayangi dan beri kehangatan kasih sayang seorang anak untuknya. Jadikanlah dia sebagai bunda kandungmu dan tinggallah bersamanya. Jikalau kamu sudah cukup umur untuk menikah, menikahlah dengan Wahyu, ku mohon itu. Dan jadilah istri yang memetuhi semua kata suaminya. Saat aku sudah tiada, yakinlah bahwa aku telah bahagia dengan Riri di surga. Dan kurkanlah jasad ku tepat di mana Riri di makamkan.kabulkanlah permintaan terakhirku ini Ma agar aku teng bersama Riri di atas sana. Jangan pernah kau lupakan 18 thn persahabatan kita. Aku sayang kalian. Aku dan Riri selalu ada di samping orang- orang terkasihku.
  Sahabat mu
 Rara Pradewi



dimana Rara dirawat, cepat antar aku kesana!!
      Kami langsung ke rumah sakit dimana rara di rawat.Sesampainya di sana, aku pun melihat kondisi rara yang sangat memprihatinkan. Ku peluk dia,Ku lihat dia mengis dan tersenyum dalam tidurnya dan kembali berkata.
“ Aku masih sahabatmu dan kamu adalah sahabat terbaikku, ku mohon tolong kabulkan semua keinginan terakhirku Ema”
 “ Wahyu,,, makasi kamu udah ngabulin permintaan aku, tapi aku mohon. Aku udah gak kuat lagi, aku gak akan bisa jadi pendamping hidup kamu, tuhan udah rindu aku. dan jika aku telah di surga, aku mohon kalian menikah di saat umur kalian mencapai 25 tahun dan kalian harus menikah di tanggal 05 januari, agar kalian selalu mengingat aku dan saudara kembarku. Pecayalah aku akan behagia tak kala kau menikah dengan Ema. Anggaplah dia sebagai penggantiku dan jaglah dia seperti kamu menjagaku. Jangan antar kepergianku dengan tangan tangisan tapi antarlah dengan rasa cinta di hati kalian semua Aku mencintai Mu Wahyu. Selamat tinggal.” Kata terakhirnya untuk wahyu sambil memegangakan tangan wahyu dengan tangan ku.
“ Tiidaaaakkk………… Rara kamu gak boleh tinggalin aku, kamu harus ingat semua rencana pernikahan kita nanti.  Rara kamu harus kuat,,, rara bangun!!!!!!!!...” teriah Wahyu. Sambil memeluk Rara erat.
“ Wahyu,,,, aku tau kamu sedih, aku tau kamu terluka, bukan cuma kamu tapi kiata semua, kamu harus  bisa menerima semua itu. Ingat kata-katanya, jangan antar kepergiannya dengan Tangisan tapi antarlah dengan Cinta.” Ucap metta menenangkan Wahyu.
“ini semua salah aku, kenapa aku mau menuruti kata-ktanya kalau sekarang dia harus pergi tanpa mengenal bahagia sedikitpun.” Kata wahyu
“ ga. Yakinlah dia sudah bahagia. Yu”
Aku hanya bisa tersipu sendiri, menangisi kepergian Sahabatku.
             Dia telah pergi. Sahabat yang slama ini telah aku sia-siakan. Aku menyesal. Aku buta karena cinta. Ingin rasanya ku memutar waktu, tapi apa daya diriku. Dia tidak akan kembali lagi, dia telah meninggalkan aku untuk selama-lamanya.
Ku lihat sekelilingku. Metta tak kuasa menahan tangisannya padahal dia adalah sosok wanita yang amat sangat kuat tapi sekarang dia menangis, begitu pula dengan Wahyu di juga tak kuasa menahan kepergian seseorang yang sesungguhnya dia cintai. Ibunda Rara pingsan.Aku hanya bisa menyesali semua ini. ku peluk Rara penuh kehangatan Sahabat. Ternyat selama ini jiwa ku telah kuasai oleh sifat egois dan iri hati pada sahabat ku sendiri. Dan sekarang, tepat tanggal 05 januari dia telah pergi. Satu persatu sahabat ku telah pergi. Rasanya aku tak kuasa untuk hidup lagi, tapi demi wasiat Rara, aku berjanji untuk melaksanakannya. Tenyata kegundahan hati ku slama ini karena aku telah meninggalkan Rara, memang benar, sahabat tak kan bisa tergantikan oleh apapun tak terkecuali oleh nyawa sekalipun!!!!!!!!!!!!!!!!!.                                              ……..
           Hari ini adalah hari pemakaman Rara sesuai permintaanya, dia di makamkan tepat di samping peristirahatan terakhir Riri. Ketika semua telah pulang hanya aku dan Wahyu yang masih di sana menemani Rara.
“Ema,,, ayo kita pulang, udah sore.!!!!!!!”ajak wahyu
“ ga, aku masih mau nemenin Rara di sini.” Jawab ku lesu
“ tapi kamu harus pulang” . kata wahyu sambil memopong ku.
Dan ketika hendak pulang ku menoleh ke atas, tarnyata ada Rara dab Riri yang sedang melambaikan tangan sambil tersenyum bahagia ke arahku.
                                            ………
           7 tahun kemudian aku dan Wahyu menikah kami di karuniai 2 orang anak putri yang sehat-sehat. Ke dua wajah mereka sangat mirip dengan si Kembar sahabatku Rara dan Riri jadi aku dan Wahyu memberi nama ke dua putri kami  rara dan riri. Kami berharap anak kami kelak akan seperti Sahabatku yang mempunyai hati bening sebening salju. Dan setiap tanggal 05 januari, aku dan keluargaku selalu pergi melayat ke makam sahabat kecilku. Dan anehnya setiap kali melayat anak-anak ku selalu melihat 2 orang gadis kembar yang sangat cantik dan anggun sedang melambaikn tangan mereka ke arah ku dan Wahyu. Sekarang aku sudah sangat bahagia dengan Keluargaku. Tante dian telah aku angkat sebagai ibu kandungku. Akhirnya semua berakhir bahagia. Sekarang aku telah ajarkan pada ke dua putri ku bahwa sahabat lebih berharga dari pada cinta. Persahabatan itu kekal abadi tapi cinta belum tentu kekal sekekal persahabatan. Tak akan ada dan tak akan pernah ada pengganti kasih sayang serta kesetiaan seorang sahabat tak tekecuali oleh nyawa. Jadi jika kita memiliki seorang sahabat, janganlah pernah kita sia-siakan dia. Karena hanya dia yang mengerti kita selain ibu dan Tuhan.



SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar